Konon, gunung ini pertama kali didaki oleh seorang yang berkebangsaan Prusia-Jerman bernama Frans Junghun pada tahun 1837. Pada saat ini, Junghun memasukkan Gunung Guntur kedalam golongan gunung api paling aktif di Jawa. Gunung Guntur adalah sebuah gunung bertipe stratovolcano yang berada di ketinggian 1.249 mdpl. Pada dekade 1800-an gunung ini merupakan gunung paling aktif di Jawa, tapi sejak itu aktivitasnya menurun. Terakhir, letusan terbesarnya terjadi pada tahun 1840. Erupsinya pada umumnya disertai dengan lelehan lava, lapili dan objek material lainnya.
Meskipun tidak terlalu tinggi, Gunung Guntur memiliki sejuta pesona. Selain medan gunung yang menantang, gunung ini memiliki keindahan alam yaitu lembah, air terjun, sungai, panorama alam dan kawah. Beberapa pendaki menyebutnya sebagai Rinjani-nya kota Garut, beberapa yang lain menyebutnya sebagai Gunung Semeru di Jawa Barat. Bahkan ada juga beberapa pendaki yang menyebutnya dengan sebutan "Si Pendek yang Nyebelin".
Memang, Gunung Guntur memilki medan yang pendakian yang terbuka dan rawan terpapar sinar matahari, terkenal dengan panasnya karena tidak ada tempat berteduh dan jarang sekali pepohonan bisa tumbuh. Kita hanya bisa menemukan beberapa pohon pinus saja yang tumbuh di sana.
Gunung ini memiliki luas kawasan sekitar 250 ha yang masih berupa areal terbuka, dan seluruhnya dikelola oleh BKSDA Jawa Barat II yang mengacu pada aspek legalitas berupa SK Mentri Kehutanan No:274/kpts II/99. Wilayah Gunung Guntur terletak 3 km dari ibukota Kecamatan Tarogong Kaler dan 7 km dari ibukota Kabupaten Garut.